Kenyataandewasa ini, lantaran masjid sudah dihampari hambal atau sajadah atau lainnya, maka tidak mungkin lagi ditempati untuk tidur, bahkan ditemukan adanya larangan keras untuk tidur di masjid, seperti ini jelas menyalahi syariat Islam. Sikap Sujud ApakahDisunnahkan Membaca Surat Sajdah dan Mulk Diantara Maghrib dan Isya' Dan Keutamaan Beberapa Ayat Pada Surat Al An'am ? Sebelum menjawab pertanyaan di atas, ada masalah penting yang harus dijelaskan tentang fadhilah surat-surat dalam al Qur'an. Adapun keutamaan surat Tabarak adalah dibaca sebelum tidur atau semua waktu JAWABAN Seperti diuraikan dalam topik Mimpi dalam Islam bahwa mimpi itu umumnya berasal dari syaitan atau perkara yang menjadi fikiran sebelum tidur. Karena itu, secara umum saya ingin siapapun yang bermimpi agar tidak terlalu kkawatir tentang mimpinya. Memang ada mimpi yang benar yaitu mimpi yang berasal dari Allah. AliAs bersabda, "Tidur terbagi menjadi empat jenis: Para nabi tidur terlentang, mata-mata mereka tidak tidur dan menantikan wahyu Ilahi dan orang beriman tidur di atas pinggul kanannya sembari menghadap kiblat. Raja-raja dan anak-anak mereka tidur di atas rusuk kirinya (membelakangi kiblat) sehingga apa yang mereka makan dapat terolah dengan baik. Apakahhukum tidur atas sejadah? ๆจ‚ Adalah elok perangai begini? #anakjantansorang #seriousquestion #sejadahempuk Kalaudia shalat di atas sajadah hasil curian, maka shalatnya bertentangan dengan hikmah di atas. Oleh karena itu, meski syarat dan rukun shalat telah terpenuhi namun shalatnya dianggap tidak sah. Prof Nadirsyah menilai, jawaban kelompok pertama adalah jawaban ahli fikih yang formalistik, yang melulu melihat aspek legal-formal. . Tidur adalah sebagian rutinitas yang dilakukan oleh manusia setiap harinya. Allah dalam Al-Qurโ€™an berfirman ูˆูŽู…ูู†ู’ ุขูŠูŽุงุชูู‡ู ู…ูŽู†ูŽุงู…ููƒูู…ู’ ุจูุงู„ู„ู‘ูŽูŠู’ู„ู ูˆูŽุงู„ู†ู‘ูŽู‡ูŽุงุฑู ูˆูŽุงุจู’ุชูุบูŽุงุคููƒูู…ู’ ู…ูู†ู’ ููŽุถู’ู„ูู‡ู ุฅูู†ู‘ูŽ ูููŠ ุฐูŽู„ููƒูŽ ู„ูŽุขูŠุงุชู ู„ูู‚ูŽูˆู’ู…ู ูŠูŽุณู’ู…ูŽุนููˆู†ูŽ โ€œDan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah tidurmu di waktu malam dan siang hari serta usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkanโ€ QS Ar Rum 23. Sebagai seorang Muslim, tentu kita menginginkan agar segala perbuatan yang kita lakukan setiap hari dapat sesuai dengan tuntunan dan anjuran syaraโ€™, termasuk mengenai posisi tidur yang dianjurkan oleh syaraโ€™. Mengenai posisi tidur, Rasulullah memberikan penjelasan secara khusus dalam salah satu haditsnya ุฅูุฐูŽุง ุฃูŽุชูŽูŠู’ุชูŽ ู…ูŽุถู’ุฌูŽุนูŽูƒูŽ ููŽุชูŽูˆูŽุถูŽุฃู’ ูˆูุถููˆุกูŽูƒูŽ ู„ู„ุตูŽู„ุงุฉูุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ุงุถู’ุทู‘ูŽุฌูุนู’ ุนู„ู‰ ุดูู‚ู‘ููƒูŽ ุงู„ุฃูŽูŠู’ู…ูŽู†ู โ€œJika engkau hendak menuju tempat tidurmu untuk tidur, maka berwudhulah seperti engkau berwudhu untuk shalat, kemudian berbaringlahlah di rusukmu bagian tubuhmu sebelah kananโ€ HR al-Bukhari dan Muslim. Imam Nawawi dalam kitabnya Syarah Shahih Muslim menegaskan bahwa dianjurkannya tidur dengan bertumpu pada tubuh bagian kanan adalah karena Rasulullah menyukai untuk melakukan segala hal yang baik dengan bagian kanan, seperti makan dengan tangan kanan, membasuh anggota wudhu dimulai dari bagian kanan, mengisi shaf dianjurkan untuk mendahulukan bagian kanan, dan beberapa anjuran-anjuran lainnya. Selain itu, tidur dengan bertumpu pada bagian kanan dianggap lebih cepat untuk bangun, sehingga tidak sulit tatkala hendak dibangunkan oleh orang lain Imam Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Syarah Shahih Muslim, juz 17, hal. 32. Selain bertumpu pada bagian kanan tubuh, tidur juga dianjurkan untuk menghadap kiblat, sebab cara demikian adalah tidur yang dilakukan oleh Rasulullah. Artinya, melakukannya tergolong sebagai sebuah kesunnahan. Dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah dijelaskan ูƒูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู‡ ูˆุณูŽู„ู‘ูŽู… ูŠูŽุฃู’ู…ูุฑู ุจูููุฑูŽุงุดูู‡ู ููŽูŠููู’ุฑูŽุดู ู„ูŽู‡ูุŒ ููŽูŠูŽุณู’ุชูŽู‚ู’ุจูู„ู ุงู„ู’ู‚ูุจู’ู„ูŽุฉูŽุŒ ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ุขูˆูŽู‰ ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู ุชูŽูˆูŽุณู‘ูŽุฏูŽ ูƒูŽูู‘ูŽู‡ู ุงู„ู’ูŠูู…ู’ู†ูŽู‰ โ€œRasulullah memerintahkan Aisyah untuk menyiapkan tempat tidurnya. Tempat tidurnya pun disiapkan, lalu Rasulullah menghadap kiblat. Dan apabila beliau merebahkan diri di atasnya, beliau jadikan telapak tangan kanannya sebagai bantalโ€ HR Abu Yaโ€™la. Tidur dengan menghadap kiblat, seperti dalam hadits di atas dapat digambarkan dengan dua cara. Seperti yang dijelaskan oleh Imam Nawawi Banten berikut ูุฅุฐุง ุฃุฑุฏุช ุงู„ู†ูˆู… ูุงุจุณุท ูุฑุงุดูƒ ู…ุณุชู‚ุจู„ ุงู„ู‚ุจู„ุฉ ูˆุงู„ุงุณุชู‚ุจุงู„ ุนู„ู‰ ุถุฑุจู€ูŠู† ุฃุญุฏู‡ู…ุง ุงุณุชู‚ุจุงู„ ุงู„ู…ุญุชุถุฑุŒ ูˆู‡ูˆ ุงู„ู…ุณุชู„ู‚ูŠ ุนู„ู‰ ู‚ูุงู‡ุŒ ูุงุณุชู‚ุจุงู„ู‡ ุฃู† ูŠูƒูˆู† ูˆุฌู‡ู‡ ูˆุฃุฎู…ุตุงู‡ ุฅู„ู‰ ุงู„ู‚ุจู„ุฉุŒ ูˆู‡ุฐุง ุงู„ุงุณุชู„ู‚ุงุก ู…ุจุงุญ ู„ู„ุฑุฌุงู„ุŒ ูˆู…ูƒุฑูˆู‡ ู„ู„ู†ุณุงุกุŒ ูˆุซุงู†ูŠู‡ู…ุง ูˆู‡ูˆ ุณู†ุฉ ู…ุง ุฐูƒุฑู‡ ุจู‚ูˆู„ู‡ ูˆู†ู… ุนู„ู‰ ูŠู…ูŠู†ูƒ ูƒู…ุง ูŠุถุฌุน ุงู„ู…ูŠุช ููŠ ู„ุญุฏู‡ ูˆูŠูƒูˆู† ูˆุฌู‡ูƒ ู…ุน ู‚ุจุงู„ุฉ ุจุฏู†ูƒ ุฅู„ู‰ ุงู„ู‚ุจู„ุฉ ูˆุฃู…ุง ุงู„ู†ูˆู… ุนู„ู‰ ุงู„ูˆุฌูˆู‡ุŒ ูู‡ูˆ ู†ูˆู… ุงู„ุดูŠุงุทูŠู†ุŒ ูˆู‡ูˆ ู…ูƒุฑูˆู‡ ูˆุฃู…ุง ุงู„ู†ูˆู… ุนู„ู‰ ุงู„ูŠุณุงุฑุŒ ูู‡ูˆ ู…ุณุชุญุจ ุนู†ุฏ ุงู„ุฃุทุจุงุก ู„ุฃู†ู‡ ูŠุณุฑุน ู‡ุถู… ุงู„ุทุนุงู… โ€œJika engkau akan tidur, maka gelarlah tempat tidurmu dengan menghadap kiblat. Tidur dengan menghadap kiblat ada dua cara. Pertama, istiqbal muhtadhar yakni dengan cara terlentang atas tengkuk kepala, wajah dan kedua lekuk kaki dihadapkan pada kiblat. Cara tidur demikian mubah dilakukan bagi laki-laki, sedangkan bagi wanita hukumnya makruh. Kedua, cara ini adalah cara tidur yang sunnah untuk dilakukan, yakni tidurlah dengan bertumpu pada tubuh bagian kanan sebagaimana posisi orang yang meninggal di liang lahadnya. Tidur dengan cara ini adalah dengan menghadapkan wajah dan bagian depan tubuh pada arah kiblat. Tidur dengan bertumpu pada wajah tengkurap adalah cara tidurnya setan. Tidur dengan cara demikian adalah makruh hukumnya. Sedangkan tidur dengan bertumpu pada bagian kiri tubuh adalah hal yang dianjurkan oleh para dokter, sebab tidur dengan cara demikian lebih cepat dalam mencernakan makananโ€ Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani, Maraqi al-โ€™Ubudiyah, hal. 43. Dari dua cara tidur dengan menghadap kiblat dalam referensi di atas, tentu yang paling utama adalah cara kedua, yakni tidur dengan bertumpu pada bagian kanan dengan menghadapkan wajah dan bagian depan tubuh pada arah kiblat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa posisi tidur yang dianjurkan oleh syaraโ€™ adalah tidur dengan bertumpu pada bagian kanan tubuh dengan menghadapkan wajah dan tubuh bagian depan ke arah kiblat. Cara ini dirumuskan berdasarkan dengan mengombinasikan jamโ€™u dua hadits di atas, sehingga dengan mengamalkan cara ini berarti kita turut ikut mengamalkan dua hadits yang semuanya bersumber dari Rasulullah ๏ทบ. Wallahu aโ€™lam. Ustadz M. Ali Zainal Abidin, anggota Komisi Fatwa MUI Jawa Timur dan pengajar di Pondok Pesantren Annuriyyah, Kaliwining, Rambipuji, Jember Merupakan sebuah kenikmatan bagi kita ketika tetap ingat untuk tetap melaksanakan shalat walau sedang untuk shalat biasanya dapat menghilangkan kantuk sejenak. Tetapi, selesai berdoa setelah salam, godaan tidur kembali bagi kaum hawa yang mengenakan mukena, memberi rasa hangat dan nyaman yang dari kaum hawa yang terlalu letih akan tertidur atau menyegerakan tidur di atas sajadah sementara mukena masih paling ditakutkan saat tidur mengenakan mukena adalah menetesnya air liur membasahi liur yang mengering biasanya membuat aroma mukena menjadi tidak juga dari kita yang masih ragu hukum tetesan air liur. Lantas bagaimana Islam memandang air liur dan tidur memakai mukena?1. Berdasarkan Hukum Fiqh Air LiurAir liur adalah salah satu air yang keluar dari tubuh yang asal hukumnya lainnya adalah air mata dan keringat. Sedangkan kencing, darah, dan kotoran lainnya dihukumi sebagai najis, bahkan dalam tataran haidh disebut hukum air liur dalam Sunan Ibnu Majah adalah sebagai ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูŽู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุญูŽุงู…ูู„ูŽ ุงู„ู’ุญูŽุณูŽู†ูŽ ุจู’ู†ูŽ ุนูŽู„ููŠูู‘ ุนูŽู„ูŽู‰ ุนูŽุงุชูู‚ูู‡ูุŒ ูˆูŽู„ูุนูŽุงุจูู‡ู ูŠูŽุณููŠู„ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡โ€œAku melihat Rasulullah shallallahu alaihi wa ala alihi wasallam menggendong Husain bin Ali di atas pundak beliau, dan air liur Husain menetes mengenai beliau.โ€ Hadis ini diriwayatkan Ibn Majah 658 dan dishahihkan al-Albani, juga disebutkan oleh Imam Ahmad no. 9779 dalam Musnadnya dan dishahihkan Syuaib al-ArnauthKarena Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam membiarkan air liur Husain menetesi baju beliau, maka hadits ini mengisyaratkan bahwa air liur itu suci, tidak ini, dilansir dari Konsultasi Syariah, diperjelas dengan pendapat seorang ulama,Liur, keringat, air mata, atau cairan yang keluar dari hidung, semuanya suci. Inilah hukum asal. Sementara kencing, kotoran, dan setiap yang keluar dari dua jalan, statusnya najis. Liur yang keluar dari seseorang ketika dia tidur, termasuk benda suci, sebagaimana ingus, dahak atau semacamnya. Karena itu, tidak wajib bagi seseorang untuk mencucinya atau mencuci baju yang terkena liur.[al-Muntaqa min Fatawa al-Fauzan, 5/10].Lantas, apakah hukumnya tidur mengenakan mukena, sementara air liur tidak najis?2. Berdasarkan Anjuran menyucikan DiriDari kumpulan syarat sah shalat, salah satunya ada โ€œMembersihkan dan mensucikan tempat dan pakaian dari hadats dan najisโ€.Sesuai dengan firman Allah,ูˆูŽุซููŠูŽุงุจูŽูƒูŽ ููŽุทูŽู‡ูู‘ุฑู’โ€œDan Pakaianmu bersihkanlah.โ€ Al-Muddatstsir 4Dan sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallamุฅูุฐูŽุง ุฌูŽุงุกูŽ ุฃูŽุญูŽุฏููƒูู…ู ุงู„ู’ู…ูŽุณู’ุฌูุฏูŽุŒ ููŽู„ู’ูŠูู‚ูŽู„ูู‘ุจู’ ู†ูŽุนู’ู„ูŽูŠู’ู‡ูุŒ ูˆูŽู„ููŠูŽู†ู’ุธูุฑู’ ูููŠู’ู‡ูู…ูŽุง ููŽุฅูู†ู’ ุฑูŽุฃูŽู‰ ุฎูŽุจูŽุซู‹ุงุŒ ููŽู„ู’ูŠูŽู…ู’ุณูŽุญู’ู‡ู ุจูุงู’ู„ุฃูŽุฑู’ุถู ุซูู…ูŽู‘ ู„ููŠูุตูŽู„ูู‘ ูููŠู’ู‡ูู…ูŽุง.โ€œJika salah seorang di antara kalian mendatangi masjid, maka hendaklah ia membalik sandal dan melihatnya. Jika ia melihat najis, maka hendaklah ia menggosokkannya dengan tanah. Kemudian hendaklah ia shalat dengannya.โ€œAir liur bukan najis, tapi ada baiknya untuk mempersembahkan diri dalam kondisi terbaik, salah satunya dengan mengenakan pakaian terbaik saat akan menghadap Allah, Rabb semesta air liur yang bau akan mengganggu konsentrasi saat menunaikan baiknya untuk mengurangi pemecah konsentrasi yang sederhana seperti ini untuk melaksanakan shalat dengan dari itu, sebaiknya hindari tidur mengenakan mukena agar mukena Anda tetap bersih dan suci. Assalamualaikum!~ Biasa nampak kertas notis/peringatan/amaran/cadangan yang lebih kurang seperti ini tertepek di dinding surau opis anda atau di masjid?? Tidur di dalam surau/masjid telah dimasukkan sebagai larangan yang 'termaktub' dalam peraturan dan adab ketika di masjid/surau. Tahukah anda? Tidur di dalam masjid/surau adalah termasuk dalam sunnah Nabi sekadar gambar hiasan Berdasarkan hadis Abdullah bin Zaid Al-Mazini ุฃู†ู‡ ุฑูŽุฃูŽู‰ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ูููŠ ุงู„ู’ู…ูŽุณู’ุฌูุฏู ู…ูุณู’ุชูŽู„ู’ู‚ููŠู‹ุง ูˆูŽุงุถูุนู‹ุง ุฅูุญู’ุฏูŽู‰ ุฑูุฌู’ู„ูŽูŠู’ู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุฃูุฎู’ุฑูŽู‰ โ€œBahawa dia pernah melihat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidur terlentang di dalam masjid sambil meletakkan salah satu kaki beliau di atas kaki lainnya.โ€ Diriwayatkan oleh Al-Bukhari 1/446 10/328 11/68 dan dalam Al-Adab Al-Mufrad 172, Muslim 6/154, Malik 1/186 serta Abu Daud 2/297 dan An-Nasai 1/118 dari jalannya, Muhammad dalam kitabnya Muwaththa` 398, At-Tirmizi 2/127 -cet. Bulaq, Ad-Darimi 2/282, Ath-Thayalisi hal. 148 no. 1101, dan Ahmad 4/38, 39, 40 dari beberapa jalan dari Az-Zuhri dia berkata Abbad bin Tamim mengabarkan kepadaku dari pamannya Abdullah bin Zaid, pent. dengan lafazh di atas. At-Tirmizi berkata, โ€œHadits hasan shahih.โ€ Hadis ini mempunyai pendukung dari hadis Abu Hurairah dan dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban sebagaimana dalam Al-Fath 11/68. Hadis ini adalah dalil dari apa yang disebutkan bahawa bolehnya tidur terlentang di dalam masjid. Al-Hafizh berkata dalam Al-Fath, โ€œKelihatannya, perbuatan Baginda tidur di dalam masjid adalah dibenarkan. Maka dengan itu, Baginda lakukan pada waktu Baginda beristirahat sendirian, bukan di hadapan banyak orang, kerana sudah menjadi kebiasaan yang diketahui dari Baginda bahwa Baginda selalu duduk-duduk bersama mereka dengan sikap rendah hati yang sempurna." Maka, telah jelas bahawa tidur di dalam masijd/surau terutama bagi musafir tidaklah menjadi kesalahan malah ia merupakan sunnah Nabi, yang mana jika dibuat dapat pahala sunnahnya. TETAPI... Jangan sampai terlajak tidur - masalah utama bila dah lena sangat ialah bila kita tidur lama dari yang sepatutnya. Kadang-kadang sampai berjam-jam lamanya. Bagi tempat dan ruang yang luas mungkin ia tak menjadi masalah. Jangan sampai tinggal solat - ada orang berehat iktikaf sementara di surau/masjid sementara menunggu tiba waktu solat. Namun begitu, tidur sehingga terlepas waktu solat bukan suatu tabiat yang baik. Jangan guna sejadah untuk tidur - memang sudah menjadi tabiat, masuk masjid/surau capai sejadah 2/3 helai buat bantal pastu krohhh krohhh. Bila bangun, simpan balik. Kawan datang nak solat bentang sejadah tadi, tup tup bila time sujud terasa basah kat tempat sujud....ghupernye ailio 'bergenang' baekkk punye! Kan dah jadi najis tu...nyaknyer aniaya ke kawan tu. Jangan bermalas-malasan - bermakna tidur yang bermalas-malasan. Datang surau/masjid bukan nak solat tapi sekadar nak tidur. Jagalah adab, kesopanan & ketatasusilaan - nak tidur pun ada adabnya, nak dapat pahala sunnah ikutlah cara tidur Nabi seperti dalam hadis di atas. Jangan plak tidur terkangkang dan terselak kain sehingga menampakkan aurat. Tidur di ruang yang tidak menganggu orang lain untuk solat. Jangan plak pi tidur kat tempat imam nak solat! Sesetengah orang menganggap tidur di dalam masjid/surau memberikan 'pemandangan' yang tidak enak dipandang. Justeru, kebanyakan peraturan dan adab di dalam surau menegaskan larangan tidur dalam masjid/surau ni. Namun. ia tidak seharusnya dijadikan sebagai larangan mutlak kerana telah dijelaskan dalam hadis di atas. Adab tidur di dalam masjid merupakan sunnah Nabi yang boleh kita ikuti, diiringi dengan adab dan perlakuan yang baik/sopan. Perlakuan ini disebut sebagai IKTIKAF. Maka, bolehlah untuk niat iktikaf semasa masuk masjid/surau. Kalau niat iktikaf tidur pun dapat pahala selagi tidak melanggar adab dan kesopanan di atas. Aperpun, semoga pencerahan ini dapat 'meleraikan' kekeliruan yang selama ini kita ragui akan kebenarannya. So, lepas ni harapnya kita tak ragu lagi. Wallahualam~ P/S Kalau ada point yang perlu ditambah di atas, jangan segan2 bagitahu Kenit ye. Boleh Kenit improvise lagi note di atas ^_^. Tidur di atas Sajadah, Pantangan Posted July 19, 2018 Written by Tidur di atas sajadah merupakan salah satu pantangan dalam masyarakat Betawi. Jika seseorang tidur di atas sajadah, kelak perutnya akan sakit atau pantatnya bisulan. Maksud dan tujuan larangan tersebut karena sajadah merupakan alas untuk Shalat, dan syarat utama melakukan Shalat adalah bersih dan suci. Jika seseorang tidur di atas sajadah, dikhawatirkan akan mengotori sajadah tersebut dengan air liur atau kotoran di badan lainnya. Di sebagian sajadah yang digunakan untuk shalat, biasanya didapati gambar-gambar terkhusus gambar Ka'bah dan Masjid Nabawi, maka apa hukumnya? Sepantasnya untuk tidak shalat di atas sajadah tersebut karena berdiri di atas Ka'bah dan menginjaknya merupakan salah satu jenis perendahan. Tidak boleh juga menggambar Ka'bah di atas kasur. Dan sudah sepantasnya orang yang melihatnya agar tidak membeli sajadah yang bergambar Ka'bah. Karena bila gambar tersebut ada dihadapannya, maka akan mengganggunya dan bila dibawah kakinya maka termasuk bentuk perendahan. Sehingga yang lebih hati-hati bagi seorang mukmin agar ia tidak menggunakan sajadah-sajadah yang bergambar ini. WhatsApp Salafy Indonesia Channel Telegram Sumber gambar tokopedia FATWA LAJNAH DAIMAH SAUDI Fatwa Nomor3316 Pertanyaan Kami beritahukan bahwa kami mengalami beberapa kesulitan dan sebagiannya telah mampu kami pecahkan. Masalah kami berkaitan dengan nasihat-nasihat yang biasa kami sampaikan kepada para mualaf. Kami memberi kesempatan kepada mereka untuk bertanya. Misalnya, baru-baru ini kami menyampaikan nasihat kepada beberapa mualaf tentang fotografi dan patung serta menjelaskan bagaimana hal itu dilarang di tempat-tempat ibadah, sebagaimana dinyatakan dalam hadits. Ketika penutupan, salah satu dari mereka mengajukan pertanyaan yang tidak bisa kami jawab, tetapi kami berjanji akan menjawab pertanyaannya setelahnya menulis atau mengirimkannya kepada Anda. Pertanyaannya mengenai karpet, tempat kami shalat, berisi gambar-gambar singa, macan, dan lain-lainnya. Sang penanya berkata, "Ada gambar-gambar Ka'bah di masjid-masjid. Apakah ini berarti bahwa orang-orang yang shalat di tempat-tempat seperti ini shalatnya tidak diterima?" Kami kirimkan pertanyaan ini kepada Anda karena ini adalah masalah yang di luar kemampuan kami. Jawaban Memotret atau menggambar sesuatu yang memiliki roh seperti manusia atau hewan adalah haram, bahkan termasuk dosa besar, baik gambar tersebut berbentuk tiga dimensi atau warna-warni pada pakaian, kertas, dan dinding maupun tenunan dengan benang warna-warni atau lainnya. Memperoleh dan memeliharanya adalah haram. Shalat di atasnya adalah makruh, bukan haram, karena benda-benda tersebut diremehkan. Hukum ini berlaku jika pemotretan atau penggambarannya tidak diperlukan. Jika diperlukan, seperti untuk identitas, paspor, dan kartu pribadi, maka hukumnya diberi keringanan atau ditolerir. Sementara itu, menggambar/memotret sesuatu yang tidak bernyawa, seperti gunung, sungai, laut, tanaman, pohon, dan rumah, tanpa menampilkan gambar-gambar yang bernyawa di dalamnya atau sekitarnya, maka hukumnya boleh. Shalat di atas gambar tersebut adalah makruh karena dapat memalingkan pikiran orang shalat dan mengurangi kekhusyukannya, tetapi shalatnya tetap sah. Shalat di masjid-masjid yang berisi gambar Ka'bah adalah sah dan tidak ada masalah karena tidak ada alasan pelarangannya. Namun, tidak memajang gambar Ka'bah di masjid-masjid adalah jauh lebih baik. Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `Ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam. Al-Lajnah ad-Daimah Lilbuhutsil Ilmiyyah wal Ifta' Ketua Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz Wakil Abdurrazzaq 'Afifi Anggota Abdullah bin Ghudayyan Abdullah bin Qu'ud ใ€ฐTEKS ARABใ€ฐ ุญูƒู… ุงู„ุตู„ุงุฉ ููŠ ุงู„ุณุฌุงุฌูŠุฏ ุงู„ุชูŠ ููŠู‡ุง ุตูˆุฑ ุฐูˆุงุช ุงู„ุฃุฑูˆุงุญ ุŒ ุฃูˆ ุตูˆุฑุฉ ุงู„ูƒุนุจุฉ ูˆู‡ุฐุง ุงู„ูุชูˆู‰ ุฑู‚ู… 3316 ุณ ู†ููŠุฏูƒู… ุจุฃู†ู†ุง ู†ูˆุงุฌู‡ ุจุนุถ ุงู„ุตุนูˆุจุงุช ุงุณุชุทุนู†ุง ุฃู† ู†ุญู„ ุจุนุถู‡ุง. ุฅู† ุงู„ู…ุดุงูƒู„ ุนู†ุฏู†ุง ู…ุฑุชุจุทุฉ ุจุงู„ู…ูˆุงุนุธ ุงู„ุชูŠ ู†ู„ู‚ูŠู‡ุง ุนุงุฏุฉ ุจุนุฏ ุงู„ูˆุนุธ ุงู„ุฐูŠ ู†ู‚ุฏู…ู‡ ุฅู„ู‰ ุงู„ู…ุนุชู†ู‚ูŠู† ุงู„ุฌุฏุฏุŒ ู†ุนุทูŠู‡ู… ูุฑุตุฉ ู„ุทุฑุญ ุงู„ุฃุณุฆู„ุฉุŒ ู…ุซู„ู‹ุง ุญุฏุซ ู…ุคุฎุฑู‹ุง ุฃู† ู‚ู…ู†ุง ุจุฅู„ู‚ุงุก ู…ูˆุนุธุฉ ุนู„ู‰ ุจุนุถ ุงู„ู…ุนุชู†ู‚ูŠู† ุงู„ุฌุฏุฏ ู„ู„ุฅุณู„ุงู… ุนู† ุงู„ุชุตูˆูŠุฑ ูˆุงู„ุชู…ุงุซูŠู„ ูˆูƒูŠู ุฃู†ู‡ุง ู…ุญุฑู…ุฉ ููŠ ุฃู…ุงูƒู† ุงู„ุนุจุงุฏุฉ ูƒู…ุง ูˆุฑุฏ ููŠ ุงู„ุญุฏูŠุซุŒ ูˆููŠ ุงู„ุฎุชุงู… ุณุฃู„ ุฃุญุฏู‡ู… ุณุคุงู„ู‹ุง ู„ู… ู†ุณุชุทุน ุงู„ุฅุฌุงุจุฉ ุนู„ูŠู‡ ูˆู„ูƒู†ู†ุง ูˆุนุฏู†ุงู‡ ุจุงู„ุฑุฏ ุนู„ู‰ ุณุคุงู„ู‡ ุจุนุฏ ุฃู† ู†ูƒุชุจ ู„ูƒู…. ูˆูƒุงู† ุณุคุงู„ู‡ ุงู„ุณุฌุงุฌูŠุฏ ุงู„ุชูŠ ู†ุตู„ูŠ ุนู„ูŠู‡ุง ููŠู‡ุง ุชุตุงูˆูŠุฑ ู„ู„ุฃุณูˆุฏ ูˆุงู„ูู‡ูˆุฏ ูˆุบูŠุฑู‡ุง. ูˆู‚ุงู„ ุตุงุญุจ ุงู„ุณุคุงู„ ุฅู† ู‡ู†ุงูƒ ุตูˆุฑู‹ุง ู„ู„ูƒุนุจุฉ ููŠ ุงู„ู…ุณุงุฌุฏุŒ ูู‡ู„ ูŠุนู†ูŠ ู‡ุฐุง ุฃู† ุงู„ุฐูŠู† ูŠุตู„ูˆู† ููŠ ู…ุซู„ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุฃู…ุงูƒู† ู„ู† ุชู‚ุจู„ ุตู„ูˆุงุชู‡ู…ุŸ ุฅู†ู†ุง ู†ุญูŠู„ ุฅู„ูŠูƒู… ู‡ุฐุง ุงู„ุณุคุงู„ ู„ุฃู†ู‡ ููˆู‚ ุนู„ู…ู†ุง. ุฌ ุชุตูˆูŠุฑ ู…ุง ููŠู‡ ุฑูˆุญ ู…ู† ุฅู†ุณุงู† ุฃูˆ ุญูŠูˆุงู† ุญุฑุงู… ุจู„ ู…ู† ูƒุจุงุฆุฑ ุงู„ุฐู†ูˆุจ ุณูˆุงุก ูƒุงู†ุช ุงู„ุตูˆุฑ ู…ุฌุณู…ุฉ ุฃู… ุฃู„ูˆุงู† ููŠ ู‚ู…ุงุด ุฃูˆ ูˆุฑู‚ ุฃูˆ ุนู„ู‰ ุฌุฏุงุฑ ุฃู… ูƒุงู†ุช ู†ุณูŠุฌู‹ุง ุจุฎูŠูˆุท ู…ู„ูˆู†ุฉ ุฃู… ุบูŠุฑ ุฐู„ูƒุŒ ูˆุงู‚ุชู†ุงุคู‡ุง ูˆุงู„ุฅุจู‚ุงุก ุนู„ูŠู‡ุง ุญุฑุงู… ูˆุงู„ุตู„ุงุฉ ุนู„ูŠู‡ุง ู…ูƒุฑูˆู‡ุฉ ู„ุง ู…ุญุฑู…ุฉุŒ ู„ุฃู†ู‡ุง ู…ู…ุชู‡ู†ุฉ ู‡ุฐุง ุฅุฐุง ูƒุงู† ุชุตูˆูŠุฑู‡ุง ู„ุบูŠุฑ ุถุฑูˆุฑุฉ ุฃู…ุง ุฅุฐุง ูƒุงู† ู„ุถุฑูˆุฑุฉ ูƒุงู„ุชุตูˆูŠุฑ ู„ุชุงุจุนูŠุฉ ุฃูˆ ุฌูˆุงุฒ ุณูุฑ ุฃูˆ ุจุทุงู‚ุฉ ุดุฎุตูŠุฉ ุฃูˆ ู†ุญูˆ ุฐู„ูƒ ููŠุฑุฎุต ููŠู‡ุŒ ูˆุฃู…ุง ุชุตูˆูŠุฑ ู…ุง ู„ูŠุณ ููŠู‡ ุฑูˆุญ ู…ู† ุฌุจุงู„ ูˆุฃู†ู‡ุงุฑ ูˆุจุญุงุฑ ูˆุฒุฑุน ูˆุฃุดุฌุงุฑ ูˆุจูŠูˆุช ูˆู†ุญูˆ ุฐู„ูƒ ุฏูˆู† ุฃู† ูŠุธู‡ุฑ ููŠู‡ุง ุฃูˆ ุญูˆู„ู‡ุง ุตูˆุฑ ุฃุญูŠุงุก ูุฌุงุฆุฒุŒ ูˆุงู„ุตู„ุงุฉ ุนู„ูŠู‡ุง ู…ูƒุฑูˆู‡ุฉ ู„ุดุบู„ู‡ุง ุจุงู„ ุงู„ู…ุตู„ูŠ ูˆุฐู‡ุงุจู‡ุง ุจุดูŠุก ู…ู† ุฎุดูˆุนู‡ ููŠ ุตู„ุงุชู‡ุŒ ูˆู„ูƒู†ู‡ุง ุตุญูŠุญุฉ. ูˆุฃู…ุง ุฃุฏุงุก ุงู„ุตู„ุงุฉ ููŠ ุงู„ู…ุณุงุฌุฏ ุงู„ุชูŠ ููŠู‡ุง ุตูˆุฑุฉ ุงู„ูƒุนุจุฉ ูุตุญูŠุญุฉ ูˆู„ุง ุญุฑุฌ ููŠู‡ุงุŒ ู„ุนุฏู… ูˆุฌูˆุฏ ู…ุง ูŠู‚ุชุถูŠ ุงู„ู…ู†ุนุŒ ู„ูƒู† ุชุฑูƒ ูˆุถุน ุตูˆุฑ ุงู„ูƒุนุจุฉ ููŠ ุงู„ู…ุณุงุฌุฏ ุฃูˆู„ู‰. ูˆุจุงู„ู„ู‡ ุงู„ุชูˆููŠู‚ ูˆุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ู‰ ู†ุจูŠู†ุง ู…ุญู…ุฏ ูˆุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ูˆุณู„ู…. ุงู„ู„ุฌู†ุฉ ุงู„ุฏุงุฆู…ุฉ ู„ู„ุจุญูˆุซ ุงู„ุนู„ู…ูŠุฉ ูˆุงู„ุฅูุชุงุก ุนุถูˆ // ุนุถูˆ // ู†ุงุฆุจ ุฑุฆูŠุณ ุงู„ู„ุฌู†ุฉ // ุงู„ุฑุฆูŠุณ // ุนุจุฏ ุงู„ู„ู‡ ุจู† ู‚ุนูˆุฏ // ุนุจุฏ ุงู„ู„ู‡ ุจู† ุบุฏูŠุงู† // ุนุจุฏ ุงู„ุฑุฒุงู‚ ุนููŠููŠ // ุนุจุฏ ุงู„ุนุฒูŠุฒ ุจู† ุนุจุฏ ุงู„ู„ู‡ ุจู† ุจุงุฒ WhatsApp Al-Ukhuwwah Sumber gambar Pixabay HUKUM SHOLAT DIATAS SAJADAH YANG ADA GAMBAR KA'BAH DAN MASJID ุญูƒู… ุงู„ุตู„ุงุฉ ุนู„ู‰ ุงู„ุณุฌุงุฏุฉ ุงู„ุชู‰ ููŠู‡ุง ุตูˆุฑุฉ ุงู„ูƒุนุจุฉ ูˆ ุงู„ู…ุณุฌุฏ ุงู„ู†ุจูˆูŠ ... ู„ูุถูŠู„ุฉ ุงู„ุดูŠุฎ ุงุจู† ุจุงุฒ -ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ูŠู‚ูˆู„ โ” ูŠูˆุฌุฏ ุนู„ู‰ ุจุนุถ ุงู„ุณุฌุงุฏุงุช ุงู„ุชู‰ ู†ุตู„ู‰ ุนู„ูŠู‡ุง ุตูˆุฑ ุฎุงุตุฉุจุงู„ูƒุนุจุฉ ูˆุงู„ู…ุณุฌุฏ ุงู„ู†ุจูˆูŠ ุ› ูู…ุง ุงู„ุญูƒู…ุŸ ๐Ÿ“ฉ ุงู„ุฌูˆุงุจ ูŠู†ุจุบูŠ ุฃู† ู„ุง ูŠุตู„ู‰ ุนู„ูŠู‡ุง ู„ุฃู† ุงู„ูˆู‚ู ุนู„ู‰ ุงู„ูƒุนุจุฉ ูˆุงู„ูˆุทุฆ ุนู„ูŠู‡ุง ู†ูˆุน ู…ู† ุงู„ุฅู‡ุงู†ุฉ ุŒ ู„ุง ูŠุฌูˆุฒ ุชุตูˆูŠุฑ ุงู„ูƒุนุจุฉ ุนู„ู‰ ุงู„ูุฑุด ุŒ ูˆูŠู†ุจุบูŠ ู„ู…ู† ุฑุขู‡ุง ุฃู† ู„ุง ูŠุดุชุฑูŠ ุงู„ุณุฌุงุฏ ุงู„ุชู‰ ุนู„ูŠู‡ุง ุตูˆุฑ ุงู„ูƒุนุจุฉ ู„ุฃู†ู‡ุง ุฅู† ูƒุงู†ุช ุฃู…ุงู…ู‡ ู„ุง ุชุดูˆุด ุนู„ูŠู‡ ูˆุฅู† ูƒุงู†ุช ุชุญุช ุฑุฌู„ูŠู‡ ููŠู‡ ู†ูˆุน ู…ู† ุงู„ุฅู‡ุงู†ุฉ ูุงู„ุฃุญูˆุท ู„ู„ู…ุคู…ู† ุฃู† ู„ุง ูŠุณุชุนู…ู„ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุณุฌุงุฏุงุช. _________________________ P E R T A N Y A A N Didapati pada sebagian sajadah yang kami buat shalat padanya terdapat gambar ka'bah dan masjid Nabawi, maka bagaimana hukumnya โ”โ“ J A W A B A N As-Syaikh Ibnu Baaz rahimahullah ta'ala mengatakan "Seyogyanya tidak shalat di atasnya karena berdiri di atas gambar ka'bah dan menginjak di atasnya merupakan bentuk dari penghinaan Tidak boleh menggambar ka'bah di atas permadani, dan seyogyanya bagi yang melihatnya untuk tidak membeli sajadah yang terdapat gambar ka'bah, dikarenakan bila berada di depannya akan memberi was-was padanya ketika shalat, dan bila di bawah kedua kakinya merupakan bentuk penghinaan. Yang lebih selamat bagi mukmin untuk tidak menggunakan sajadah tersebut." FIK Sumber gambar Pixabay BOLEHKAH MENGGUNAKAN SAJADAH BERGAMBAR KAโ€™BAH Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah Penanya Sebagian manusia mengatakan bahwa tidak boleh duduk di sajadah, karena padanya terdapat gambar Kaโ€™bah. Apakah pernyataan tersebut benar? Jabawan Asy-Syaikh Hal ini tidak masalah, jadi tidak mengapa bagimu untuk meletakkan sajadah dan duduk di atasnya, walaupun padanya terdapat gambar Kaโ€™bah atau gambar makam Nabi shallallahu alaihi was sallam. Karena orang yang duduk di atasnya tidak bermaksud untuk menghinakan Kaโ€™bah atau makam Nabi shallallahu alaihi was sallam. Dan yang terdapat pada sajadah tersebut hakekatnya bukanlah Kaโ€™bah atau makam Nabi shallallahu alaihi was sallam yang sesungguhnya. Sumber artikel Fataawa Nuurun Alad Darb, 11/105 no. 5662 Alih bahasa Abu Almass Jumโ€™at, 18 Jumaadats Tsaniyah 1435 H sumber

bolehkah tidur di atas sajadah